Pada masa Pra aksara memiliki beberapa masa pembelajaran
diantaranya :
a) Masa
Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa ini manusia jaman
purba untuk bisa bertahan hidup sesuai dengan kondisi alam dan suasana alam.
Apabila binatang buruan dan bahan makanan sudah habis, mereka akan mencari dan
pindah ke tempat yang lebih subur. Inti dari kehidupan sehari-hari masyarakat
ini adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu juga.
Tempat mukimnya adalah gua-gua di pedalaman atau tepi-tepi pantai. Bukti adanya pengenalan terhadap
kepercayaan dan kesenian, yaitu ditemukan lukisan cap tangan yang diberi warna
merah dan lukisan babi hutan yang terdapat pada dinding gua Abris Sous Roche,
seperti yang ditemukan di Seram dan di Irian Jaya dan gua Leang-Leang Sulawesi
Selatan. Warna merah dianggap memiliki kekuatan magis. Lukisan cap
tangan dianggap memiliki makna tanda berkabung dari seorang wanita yang
ditinggal mati suaminya, karena pada umumnya jari manis pada lukisan tangan
tersebut dipotong.
b)
Masa Bercocok Tanam
Sistem
bercocok tanam dikenal dengan sistem persawahan. Dalam sistem ini digunakan
lahan yang terbatas dan kesuburan tanahnya dapat dijaga melalui pengolahan
tanah, irigasi, dan pemupukan. Masyarakat tersebut sudah memilih pemimpinnya
dengan cara musyawarah sesuai dengan prinsip primus inter pares. Pemilihan
pemimpin yang berdasarkan prinsip primus inter pares menandakan bahwa pemimpin
tersebut dipilih di antara mereka yang memiliki kelebihan, baik fisik maupun
keahliannya.
c)
Masa
Perundagian
Pada masa ini Hidup masyarakat
teratur dan makmur. Kemakmuran masyarakat dapat diketahui melalui perkembangan
teknik pertama dengan mengembangkan pertanian yang intensif dan sebagai
akibatnya sektor pertanian mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini berdampak
pada kemajuan perekonomian, yang ditandai dengan berkembangnya perdagangan dan
pelayaran.
Belajar
dari kehidupan manusia pada zaman pra aksara, maka terdapat nilai-nilai budaya
sebagai peninggalan yang dapat kita maknai. Adapun nilai-nilai tersebut sebagai
berikut:
a.
Nilai Gotong Royong
Manusia
praaksara hidup secara berkelompok, bekerja untuk kepentingan bersama,
membangun rumah juga dilakukan secara bersama. Hal tersebut dapat dibuktikan
dari adanya bangunan-bangunan megalith yang dapat dipastikan dibangun secara
gotong royong.
b.
Nilai Keadilan
Nilai
keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat praaksara sejak masa
berburu, yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan. Sikap keadilan ini
berkembang pada masa perundagian. Dari nilai tersebut, mencerminkan sikap yang
adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban yang berimbang
dengan keahliannya.
c.
Nilai Musyawarah
Nilai
musyawarah sudah dikembangkan oleh masyarakat praaksara dalam interaksi
bermasyarakatnya seperti dalam pemilihan pemimpin usaha pertanian dan
perburuan. Hal tersebut menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya prinsip
hidup demokrasi
d.
Nilai Religius
Nilai
religius mencerminkan adanya kepercayaan terhadap sesuatu yang berkuasa atas
mereka. Dalam hal ini mereka berusaha membatasi perilakunya. Sikap yang perlu
diwariskan adalah sikap penghormatan kepada yang lain, mengatur perilaku agar
tidak semaunya dan penghormatan serta pemujaan sebagai dasar keagamaan.
0 comments:
Posting Komentar